#Iklan

5 Kisah Percobaan Pencurian Jasad Rasulullah SAW Di Makam Beliau, Yang Digagalkan Oleh ALLAH SWT

#IklanBawahJudul
#Iklan

Dalam Masjid Nabawi Madinah terbaring jasad Rasullullah SAW yang begitu dicintai oleh Allah dan umat berimam. Kondisi makam Nabi mendapat perhatian dan penjagaan yang ketat dari aparat keamanan Kerajaaan Arab Saudi. Hal ini terjadi karena fakta telah terjadi percobaan pencurian jasad Nabi Muhammad SAW. Tentu saja Raja Arab Saudi sebagai pengawal dua kota suci memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan kota Mekkah dan Madinah.

Di makam Nabi, banyak orang yang akan berusaha mendekat jika makam ini dibiarkan terbuka. Belum lagi, untuk mengantisipasi upaya upaya jahat yang ingin mencuri jenazah Rasul. Apalagi dalam sejarah Islam telah ada upaya dalam mencuri jasad Nabi SAW sebanyak 5x, yaitu mulai dari Mesir hingga negeri-negeri Barat di Eropa yang bersekongkol untuk mencuri jasad Nabi SAW. Namun persekongkolan tersebut harus berhadapan dengan kekuasaan Allah SWT pemilik alam semesta ini.

Percobaan Pencurian Jasad Nabi Muhammad


Berikut cerita dibalik uapaya percobaan Pencurian Jasad Rasulullah SAW.

1. Masa al-Hakim Biamrillah al-'Ubaidiy Part 1
Kisah pencurian jasad Nabi Muhammad ditulis oleh Muhammad Ilyas 'Abdul Ghani, penulis buku Sejarah Masjid Nabawi as-Syarif. Dalam bukunya Ia menulis tentang percobaan pencurian pertama dilakukan pada masa Raja Fathimiyah, al-Hakim Biamrillah al-'Ubaidiy. Meskipun al Hakam beragama Islam, namun ia menyimpang dari ajaran Islam yang benar, sehingga Rakyat Mesir tidak bisa tidur tenang pada masa pemerintahannya.

Ketika itu seorang Zindiq mengusulkan kepadanya agar mencuri jasad Nabi. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian manusia kepadanya dan negerinya. Dengan menghadirkan jasad Nabi Muhammad ke Mesir, maka negeri ini akan menggantikan Madinah. Kemudian Ia berencana memerangi rakyatnya.

Tapi Allah SWT tidak tinggal diam dengan rencana jahat tersebut. Nagi-Nya sangat mudah dalam menggagalkan upaya Raja al-Hakim. Pada malam rencana itu dijalankan, ternyata Allah mengirimkan angin ke Madinah, dan hampir bumi tergoncang karena kuatnya angin itu. Hal ini menjadi penghalang tujuan para penjahat tersebut.

2. Masa al-Hakim Biamrillah al-'Ubaidiy Part 2
Ternyata kegagalan rencana awal tidak membuat raja yang mulai memimpin pada usia 11 tahun tersebut kapok. Ia kembali menyusun rencana jahat untuk mencuri jasad Rasulullah SAW. Kali ini, prajuritnya mampu memasuki Madinah. Utusannya ini tinggal di dekat Masjid Al Haram an-Nabawi.

Mereka menggali tanah untuk membuat terowongan menuju makam Nabi SAW. Namun keajaiban pun kembali terjadi. Terdengar suara ditengah-tengah masyarakat Madinah "Nabi kalian akan digali (kuburnya)". Akhirnya Mereka pun kemudian melakukan penyelidikan dan mendapi utusan al-Hakim Biamrillah al-'Ubaidiy tengah menggali terowongan. Mereka kemudian dihukum dan dihukum mati.

3. Jasad Nabi akan Dicuri Para Penguasa di Eropah
Peristiwa pencurian ini terjadi pada tahun 1164 atau 557 H dan ditulis oleh sejarawan Ali Hafidz dalam kitab Fusul min Tarikhi Al-Madinah Al Munawarah. Saat itu, kondisi umat Islam dalam kondisi yang lemah, sehingga para penguasa di Eropa bersepakat untuk mencuri jasad Rasulullah.

Setelah kesepakatan disetujui, para penguasa di Eropa kemudian mengirim utusan untuk mencuri jenazah Rasul pada musim Haji. Kedua orang itu menyamar sebagai jemaah haji dari Andalusia yang memakai pakaian khas Maghribi. Kedua orang tersebut ditugaskan melakukan survei awal dalam mencari kesempatan untuk mencuri jasad Nabi Muhammad.

Setelah melakukan survei lapangan, keduanya memberanikan diri untuk menyewa sebuah penginapan yang letaknya dekat dengan makam Rasulullah. Mereka membuat lubang dari dalam kamar menuju ke makam Rasulullah SAW. Belum sampai pada akhir penggalian, rencara tersebut telah digagalkan oleh Allah SWT melalui seorang hamba-Nya, yaitu Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki.

Sang Sultan penguasa Mesir dan Syam itu pada suatu malam bermimpi bertemu Rasulullah. Sang Nabi sedang menudingkan tangannya ke arah dua orang berwajah Eropa, seraya berkata, "Wahai Mahmud, tolonglah aku dari dua orang ini!".

Maka sultan terbangun dan terkejut lalu ambil wudhu dan melanjutkan tidur. Tapi Ia kembali bermimpi yang sama hingga tiga kali berturut-turut. Pagi harinya Ia menceritakan mimpinya kepada para menteri dan berpikir bahwa telah terjadi sesuatu di Madinah. Akhirnya Sultan dan para pengawalnya berangkat ke kota Madinah.

Sesampainya di sana Sultan mengumpulkan seluruh masyarakat Madinah untuk mengenali wajah mereka. Ini bertujuan untuk melihat adakah wajah yang mirip dengan yang ada di mimpinya. Pada awalnya Ia tidak dapat menemukan dua wajah tersebut.

Lalu Sultan bertanya: "Masih adakah yang lain?".

Salah satu penduduk Madinah menjawab: "Memang masih ada, yaitu dua orang jamaah haji dari Maroko yang mukim di sini, mereka saleh dan kaya, sering membagi sedekah dan selalu shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Mereka merasa sudah cukup tidak perlu mengambil sedekah atau hadiah.

"Datangkan mereka ke sini sekarang juga...!", perintah Sultan.

Ternyata dua orang ini mirip dengan yang ada di mimpinya. Sultan lalu memeriksa keduanya dan mendapati rumah mereka terdapat lubang menuju makam Nabi. Keduanya mengaku melaksanakan tugas untuk mengambil jasad Nabi Muhammad SAW untuk dibawa ke Eropa.

4. Kelompok Perampok
Usaha keempat terjadi saaat sejumlah orang mencuri dan merampok kafilah jamah haji. Kemudian mereka bertekad untuk menggali kuburan Nabi SAW. Mereka berbicara dan terang-terangan mengutarakan niat mereka. Kemudian mereka menyeberangi laut menuju Madinah. Kemudian Allah menolak serangan mereka dengan kapal yang telah disiapkan dari Mesir al-Iskandariyah yang mengikuti mereka. Kemudian menangkap mereka semuanya, kemudian menawan semua.

5. 40 Orang Ingin Menggali Makan Abu Bakar dan Umar
Upaya kelima dilakukan dengan rencana menggali makam Abu Bakar dan Umar. Peristiwa ini terjadi di pertengahan abad tujuh Hijriyah. Sejumlah orang yang mencapai 40 orang laki-laki ingin menggali kubur pada malam hari. Lalu bumi terbelah dan menelan mereka. Hal ini diceritakan oleh pelayan al-Haram an-Nabawy pada saat itu. Dia adalah Shawwab, as-Syamsu al-Malthiy.

Demikian cerita lima percobaan pencurian jasad Nabi Muhammad SAW, manusia agung akhir zaman.